top of page

AI atau Hanya Nelayan Indonesia? Investor Sebut eFishery Meniru Solusi Analog Builder.ai

  • Gambar penulis: 100% Hoax
    100% Hoax
  • 9 Jun
  • 2 menit membaca

Diperbarui: 25 Jun

ree

BANDUNG- Dalam pengungkapan mengejutkan yang serupa dengan strategi Builder.ai asal Inggris yang mempekerjakan 700 engineer untuk secara manual melakukan pekerjaan yang diyakini klien sebagai hasil AI, investor menemukan bahwa bintang aquatech Indonesia eFishery menggunakan strategi yang persis sama - hanya saja mereka mempekerjakan nelayan tradisional yang dilengkapi tongkat pancing dan grup WhatsApp untuk secara manual menangkap ikan bagi klien yang mengira mereka membayar untuk "solusi penangkapan ikan bertenaga AI dan teknologi."


Penemuan ini terungkap ketika Qatar Investment Authority, investor besar di Builder.ai, dan Temasek Holdings dari Singapura, yang menjadi investor utama di eFishery, mengadakan acara Sovereign Wealth Fund Tech Disasters Summit untuk membandingkan catatan investasi teknologi mereka.

“Ternyata, sama seperti Builder.ai mempekerjakan ratusan engineer untuk menulis kode secara manual yang mereka klaim dihasilkan oleh AI, eFishery mempekerjakan ratusan nelayan untuk menangkap ikan secara manual yang mereka klaim sebagai hasil optimasi algoritma.”

“Kami mulai melihat adanya kesamaan yang cukup menarik antara ‘engineer AI’ dari Builder.ai dan ‘solusi penangkapan ikan algoritmik’ dari eFishery,” ungkap seorang sumber yang dekat dengan kedua Sovereign Wealth Fund tersebut. “Ternyata, sama seperti Builder.ai mempekerjakan ratusan engineer untuk menulis kode secara manual yang mereka klaim dihasilkan oleh AI, eFishery mempekerjakan ratusan nelayan untuk menangkap ikan secara manual yang mereka klaim sebagai hasil optimasi algoritma.”


Menurut dokumen internal yang bocor, “model prediksi ikan berbasis machine learning” yang disebut revolusioner oleh eFishery ternyata adalah Pak Budi, seorang nelayan berusia 67 tahun asal Lampung, yang mampu memprediksi pergerakan ikan hanya dengan melihat warna air dan arah angin. “Saya sudah sering melakukannya di kolam yang saya sering datangi, sampai suatu hari orang dari eFishery datang menemui saya,” ujar Pak Budi.


"Sistem manajemen akuakultur otomatis" perusahaan terungkap sebagai jaringan nelayan berpengalaman yang menerima permintaan pelanggan melalui aplikasi khusus dan kemudian... pergi memancing dengan cara tradisional.


Menanggapi temuan tersebut, Danatara—lembaga investasi negara Indonesia yang baru dibentuk—mengeluarkan pernyataan resmi: “Kami bersyukur telah terhindar dari masalah ini. Sementara negara tetangga belajar dari kesalahan mereka, kami justru sedang sibuk mengidentifikasi unicorn berikutnya yang bernilai miliaran dolar. Semoga yah”

Komentar


bottom of page